Rabu, 04 Februari 2015

Cerpen Remaja


Cinta Merpati

“Marco!!” terdengar suara mama membangunkanku. Tapi aku tidak gentar, sekalipun suara mama bisa terdengar sampai ke ujung jalan kompleks rumahku. Mama memang benci sama kebiasaanku yang satu ini. Susah bangun. Ya, kenalin namaku Marco tanpa nama belakang singkat, padat,jelas, dan ‘penuh makna’ katanya. Aku baru lulus SD tahun kemarin dan sekarang aku sudah resmi menjadi anak SMP. Aku suka dengan duniaku saat ini, dunia remaja yang penuh fantasi, lebih tepatnya fantasi asmara. Sekolahku termasuk salah satu sekolah favorit dikotaku, dan aku aktif ikut pramuka disana.
“Marco!ayo cepat bangun!” ternyata mama sudah masuk ke kamarku dan menarik selimutku supaya aku cepat bangun.
“Aduh ma, ini kan hari minggu biarlah anakmu ini bangun agak siangan dikit,” erangku.
“Nggak bisa pokoknya kamu harus bangun. Tuh..kamu nggak malu sama Binar, dia udah nungguin kamu dari tadi”. Mendengar nama itu aku langsung bangun. Aku baru ingat kalau hari ini ada jadwal renang.
“Astaga, aku lupa hari ini kan jadwal aku renang ma, ya udah aku mandi dulu mama tolong bilangin ke Binar dulu ya” aku mendorong mamaku lembut supaya cepat keluar.
            10 menit kemudian aku turun.
“Hei Bi, sori lama gue lupa kalau hari ini ada renang” kataku sambil nyengir.
“Dasar kebiasaan. Yuk berangkat” jawabnya.
            Binar. Dia adalah sahabatku sejak SD dan kebetulan kami juga satu tempat kursus renang. Kami sudah sangat dekat, bahkan saking dekatnya sampai banyak yang ngira kalau kami pacaran. Aku akui kalau dia itu cantik, tinggi, putih, pintar pokoknya almost perfect deh, tapi anehnya aku nggak tertarik sama sekali ke dia karena aku sudah nyaman bersahabat dengannya. Kami juga satu sekolah lagi di SMP dan juga satu ekstra. Dan hal itu semakin menambah kedekatanku dengan dia dan semakin banyak pula yang ngira kalau aku pacaran sama Binar.
            Pukul 3 sore aku pulang dari renang, rasanya badanku seperti habis ditinju Chris John. Aku rebahkan sebentar tubuhku, lalu aku beranjak mengerjakan tugas. Di tengah-tengah mengerjakan tugas aku ingat informasi dari teman-temanku tentang seseorang yang suka sama aku. Mereka bilang kalau dia cemburu melihat kedekatanku dengan Binar dan katanya dia juga sering menangis karena hal itu. Tapi aku belum tahu persis dia yang mana padahal dia satu ekstra denganku. Awalnya aku tidak merespon hal ini tapi aku salut dengan perjuangannya untuk mendekatiku walaupun tidak secara langsung. Bayangin saja 1 tahun usaha dia mendekatiku,sepertinya dia bener-bener suka sama aku karena belum pernah ada cewek yang melakukan ini padaku. ‘ok, besuk aku akan mencari tahu kebenaran semua ini’ tekadku dalam hati.
            Entah mengapa hari ini aku semangat berangkat sekolah, sampai-sampai mama dan papa juga tertegun melihat sikapku karena baru kali ini aku bisa bangun sendiri tanpa teriakkan mama.
“Pagi ma,pa” sapaku ketika di ruang makan.
“Tumben bisa bangun sendiri” jawab mama.
“Mama gimana sih, anaknya berubah bukannya seneng malah diledek”  sambung papa.
“Iya, bener tuh pa” sahutku.
“Iya iya, Alhamdulilah. Udah cepat sarapan” kata mama.
            Setelah sarapan aku segera mengambil motorku di garasi dan berangkat ke sekolah. Selain karena rencanaku ini sebenarnya hari ini aku juga menjadi pemimpin upacara jadi aku harus berangkat lebih awal dari biasanya. Diperjalanan tiba-tiba saja aku kepikiran lagi tentang cewek itu dan aku semakin penasaran. Tanpa kusadari aku mengendarai motorku terlalu kencang gara-gara kepikiran hal itu ,dan jadilah sekarang aku didepan kelas ditemani kicauan burung dan penjaga sekolahku, ya hari ini aku menjadi siswa pertama yang menginjakkan kaki di sekolah, lebih jelasnya aku berangkat kepagian. Sama seperti mama temen-temenku juga kaget meihat aku telah di dalam kelas. Dan aku hanya menanggapinya dengan cengiran. Upacara dimulai pukul 7, dan pagi ini aku menjadi pusat perhatian karena ini adalah pengalaman pertamaku menjadi pemimpin upacara di sekolah baruku. Setelah upacara selesai ada seseorang yang memanggilku.
“Co!!” ternyata Edo yang memanggilku
“Ada apa?”
“Nanti pulang sekolah ada latihan, tolong kamu beritahu Binar juga ya” jelasnya
“Siap, eh itu dia. Bi!!” teriakku
“Ada apa?”
“Nanti pulang sekolah kita ada latihan pramuka” kataku.
“Oh, ok. Ya udah gue ke kelas dulu ya”
Setelah Binar pergi aku baru ingat rencanaku.
“Ya udah kalau gitu gue juga mau ke kelas” pamit Edo
“Eh..Do tunggu dulu gue ada perlu sama lo” Edo pun tidak jadi pergi, kami mencari tempat yang teduh untuk bicara, ada waktu 15 menit sebelum pelajaran pertama dimulai.
“Begini Do,lo kan pernah bilang kalau ada seseorang yang suka sama gue siapa namanya, Li..Li..Li..”
“Lisa” sahut Edo
“Ya Lisa.terus lo juga bilang kalau dia sering cemburu dan nangis kalau lihat gue sama Binar,”
“Iya, terus...sebenarnya yang mau lo omongin itu apa?? Cepetan ini udah mau masuk” potong Edo
“Nanti lo tunjukkin sama gue yang mana anaknya, gue mau telusuri kebenaran semua ini”
“Yaelah Co..timbang lo mau ngomong gitu aja kayak mau ngrencanain pembunuhan. Muka lo biasa aja kali nggak usah serius gitu.Iya..iya..ntar gue bantu, ya udah gue ke kelas dulu”
“Hehe, ok thanks ya”. Kami masuk ke kelas masing-masing dan mulai pelajaran.
Teeettt ......
Bel pulang sekolah berbunyi. Setelah Bu Muji keluar dari kelas aku segera menuju ke sanggar tempat dimana latihan pramuka nanti dilaksanakan. Ternyata disana sudah ada Binar.
“Bi lo udah lama?” sapaku
“Belum, yang lain mana?”
“Tuh, “aku menunjuk ke arah Edo, Siska,Rere,Nina,Pandu dan Gilang yang sedang berjalan kearah kami.
“Ehem..kompak banget sih,” goda Siska. Tapi aku milih nggak meresponnya.
5 menit kemudian anggotanya sudah lengkap dan latihanpun dimulai. Selama latihan aku merasa ada seseorang yang memperhatikanku dan tepat saat aku menoleh ke samping kananku ada seorang cewek yang tertangkap basah sedang memandang kearahku. ‘Apa dia ya orangnya?’ tanyaku dalam hati. Setelah latihan selesai aku segera menghampiri Edo dan menagih janjinya untuk membantuku.
“Do, yang mana anaknya?” tanyaku tidak sabar
“Tuh, yang pake kardigan” kata Edo tanpa menunjuk siapapun.dan yang benar saja Marco kaget bukan kepalang, ternyata benar dugaan Marco ‘itukan cewek yang tadi merhatiin aku’ batinnya.
“Lo, punya nomor hp dia nggak” tanyaku.
“Ada, kenapa lo minta?”
“Iya, nanti pulang sekolah lo kirimin ke gue ya?” pintaku.
“Siip, lo juga naksir sama dia ya? Terus si Binar mau lo kemanain?” tanya Edo.
“Astaga gue harus bilang berapa kali sih sama lo supaya lo percaya kalau gue sama Binar itu Cuma S.A.H.A.B.A.T “ jawabku kesal dan memberikan tekanan pada kata sahabat.
“Hahahaha, iya iya gitu aja pake otot, ya udah sukses ya buat PDKT nya” ucapnya.
“Lagian lo, udah dibilangin nggak ada apa-apa masih aja... hiiihh gue jitak juga lo” aku menjitak kepalanya. Aku memang sangat dekat dengan Edo, dia anaknya asyik walaupun agak nakal tapi aku nyaman berteman dengannya.
            Setelah pulang sekolah aku segera mandi dan langsung makan. Selesai makan aku istirahat sebentar di gazebo sambil terus memegang hp. Dari tadi aku memutar-mutar hpku diatas meja, menunggu sms dari Edo. 5 menit kemudian ada pesan masuk yang tentu saja dari Edo, aku langsung menyimpan nomor itu dan mengirimkan pesan.
To: Lisa
Assalamu’alaikum, apa benar ini nomornya Lisa?
1 menit..2 menit..3menit.. drrrrttt hpku bergetar segera kubuka pesan yang masuk.
To: Marco
Wa’alaikumsalam, iya ni siapa?
Aku benar-benar gugup,  aku nggak tahu kenapa aku gugup.apa mungkin aku juga suka sama Lisa?
To: Lisa
Aku Marco, sebelumnya aku minta maaf karna udah ganggu waktu kamu. Aku mau tanya apa benar kalau selama ini kamu suka sama aku?
To: Marco
Iya, sebenarnya aku sudah suka sama kamu saat pertama kali kita ikut pramuka, tapi sayangnya kamu nggak menyadari keberadaanku.
To: Lisa
Oh, ternyata seperti itu. kalau soal cuek aku minta maaf. Tapi ya inilah aku. Kalau gitu salam kenal ya..
To:Marco
Oh, begitu. Tapi kita sms an kayak gini apa Binar nggak marah?
To: Lisa
Kalau soal itu, aku sama binar itu cuma sahabat, kami dekat dari kecil. Jadi kalaupun kami dekat ya cuma sebagai sahabat nggak lebih. Jadi gimana nih, salam kenalku nggak di balas?
To: Marco
Hehe, Salam kenal..
            Semenjak hari itu aku dan Lisa semakin dekat, hampir tiap hari kita SMS an. Dia selalu memberikan perhatiannya padaku walaupun aku masih tetap saja cuek seperti biasanya. Dia tidak pernah putus asa, selalu ada saja topik yang dia bahas ketika kami SMS an. Dia selalu mencari cara supaya aku nggak bosan dan nggak cuek sama dia. Bahkan tidak jarang dia yang lebih dulu SMS aku. Aku memang gengsi kalau masalah seperti itu, aku jarang SMS dia dulu. Lama-kelamaan aku luluh juga dengan perhatiannya. Setelah aku pikir-pikir tidak ada cewek yang bisa sesabar ini menghadapi aku. Kelas 8 aku dan Lisa resmi jadian. Ternyata pacaran itu tidak semudah yang kubayangkan. Lisa masih saja sering menangis kalau cemburu denganku. Dia marah kalau melihat aku sedang bersama Binar padahal kami tidak hanya berdua tapi ada temen-temen juga. Sebenarnya aku capek harus menjelaskan lagi, lagi, dan lagi ke dia kalau aku sama Binar tidak ada apa-apa, tapi ketika rasa capek menghadapi rasa cemburunya itu datang aku ingat akan usaha dan kesabarannya mendekatiku, jadilah hatiku luluh lagi.
            Tidak terasa UN sudah didepan mata dan hari ini rapot semester satu kelas 9 dibagikan. Aku was-was menanti hasil ulanganku. Setelah papaku keluar dari ruangan aku segera menghampirinya dan menanyakan hasil belajarku.
“Ada apa denganmu,llihat nilaimu banyak yang merah” kata papa kecewa
“Maaf pa, aku janji akan memperbaiki nilaiku” jawabku penuh dengan penyesalan.
“Ya udah, papa pulang dulu. Nanti pulangnya jangan sore-sore ada yang papa mau omongin sama kamu” kata papa serius.
“Iya pa”
            Setelah menerima rapot aku dan Lisa selalu bertemu dulu di sebuah Coffe Shop tidak jauh dari sekolahku. Kami selalu mengevaluasi hasil belajar kami.
“Gimana rapotmu?” tanyaku setelah memesan coklat panas.
“Tidak lebih baik dari semester lalu. Kamu gimana?”
“Sama. Sepertinya kita harus mengurangi frekuensi komunikasi kita” kataku. Aku tahu Lisa berat untuk mengatakan ‘ya’, sebenarnya aku juga berat tapi mau gimana lagi? Aku nggak mau nilai UN ku jelek dan mengecewakan keluargaku, aku yakin Lisa juga punya pikiran yang sama denganku.
“Gimana, kamu setuju kan?” tanyaku
“Haahh, ya apa boleh buat tidak ada jalan lain” Lisa menarik napas panjang.
            Rencana kami untuk mengurangi frekuensi komunikasi kami memang berjalan lancar tapi itu hanya diawal-awal saja,setelah beberapa pekan kami kembali berkomunikasi seperti biasanya lagi. Tapi alhamdulilah hasil UN kami memuaskan. Tapi masalah kami tidak berhenti disini. Kami tidak siap untuk LDR, jadi kami berusaha agar tetap bisa satu SMA. Sebelum UN dilaksanakan aku sudah mengikuti tes di SMA yang aku inginkan dan ternyata aku diterima di kelas unggulan. Sedangkan Lisa tidak yakin dia bisa diterima di SMA yang sama denganku lewat jalur reguler. Tapi aku selalu memberikan semangat padanya.
To: Marco
Assalamu’alaikum, Co..aku nggak yakin kalau aku bisa diterima di SMA Harapan L
To:Lisa
Wa’alaikumsalam, Bisa. Aku yakin kamu bisa Sa..
To: Marco
Makasih ya support nya
To: Lisa
Iya, sama-sama. Udah kamu belajar sana biar besuk bisa ngerjain soal tesnya. Semangat!!! J
To: Marco
L,J
            Hari ini adalah hari dimana hasil tes masuk di SMA Harapan akan diumumkan aku benar-benar deg-deg an menanti berita dari Lisa. Sejak bangun tidur tadi aku nggak pernah sekalipun meninggalkan hpku, kemanapun aku pergi selalu kubawa walaupun hanya ke dapur, taman depan, gazebo belakang rumah.
Drrttt, hpku bergetar segera kubuka pesan yang masuk
To: Marco
Alhamdulilah....aku diterima J
Aku hampir saja meneteskan air mata ketika membaca sms dari Lisa. Lega sekali rasanya,haaaahh...
To: Lisa
Alhamdulilah, aku yakin kamu bisa melakukannya dengan baik. Dan sekarang terbukti J selamat ya..
To: Marco
Iya, makasih..
To: Lisa
Makasih untuk apa?
To: Marco
Untuk semuanya, untuk support kamu, untuk perhatian kamu, untuk kesabaran kamu,pokoknya semuanya
To: Lisa
Sama-sama
            Dan disinilah kami sekarang, menjadi peserta didik baru di SMA Harapan, kami berada di kelas yang berbeda. Aku menikmati masa-masa SMA ku dengan sangat baik dan hubunganku dengan Lisa masih tetap berjalan. Walaupun dia masih saja cemburu dengan siapapun yang dekat sama aku, padahal teman cowok yang dekat sama dia juga banyak. Tapi aku tidak peduli akan hal itu karena aku yakin dia tidak akan pernah meninggalkan aku untuk orang lain. Aku tahu masih banyak cewek diluar sana yang lebih cantik dari Lisa, tapi hatiku tidak akan pernah bisa tergoyahkan akan hal itu. Aku sendiri juga bingung mengapa hatiku sepeti ini tapi yang jelas hatiku sudah benar-benar mati rasa. Aku tidak peduli apa kata orang, aku tidak peduli kalau ada yang lebih cantik darinya, yang aku perlukan hanyalah kesetiaan ,perhatian, dan inilah satu hal yang membuat aku luluh, usaha dan kesabarannya dalam merebut hatiku. Sepertinya masa-masa SMA ku akan benar-benar menjadi masa yang paling indah seperti yang dikatakan orang-orang diluar sana. Manusia memang hanya bisa berusaha dan berdo’a dan Allah yang menentukan hasilnya. Begitu juga cinta kami.






0 komentar:

Posting Komentar