Tips Menulis Cerpen
Kadang para pemula itu malas
untuk menulis dikarenakan sulitnya merangkai setiap kata yang ada dipikirannya.
Juga ide yang tiba-tiba muncul dan tenggelam begitu saja. Disini saya akan
seditik berbagi tips menulis cerpen bagi pemula.(referensi dari http://bahasa.kompasiana.com/2013/02/13/delapan-langkah-menulis-cerpen-untuk-pemula-533368.html)
1. Menangkap ide
Langkah awal
agar bisa menulis sebuah cerita adalah memiliki ide cerita. Ide cerita tidak
harus yang rumit-rumit. Kejadian sehari-hari yang dilihat atau dialami bisa
menjadi ide cerita. Ide ini dapat juga dijadikan judul cerita. Misalnya melihat
seorang gadis sedang menyapu halaman. Itu bisa menjadi ide cerita sekaligus
dapat dijadikan judul, “Gadis Penyapu Halaman”. Kalau judulnya dirasa kurang
pas, bisa diganti dengan judul yang lain.
2. Menulis dengan gaya bahasa sendiri
Langkah
selanjutnya adalah menuliskannya dengan gaya bahasa sendiri. Orang yang bisa
baca tulis tentu bisa melakukannya. Ini yang kadang enggan dilakukan oleh
pemula. Rasa pesimis sudah menghantui padahal belum mencoba. Bagaimana akan
bisa jika mencoba pun tak dilakukan? Menulis dengan gaya bahasa sendiri berarti
menulis dengan gaya yang biasa dilakukan. Berarti pula menulis sebisanya, ya
sebisanya saja. Tak perlu dipaksakan dengan gaya bahasa yang mendayu ala
Khahlil Gibran misalnya. Kalau bisanya cuma sepanjang 2000 karakter, itu bagus.
Itu adalah proses menuju ke cerpen sepanjang 7000 karakter atau lebih. Kalau
suka menulis narasi saja, itu bagus. Kalau menulis banyak dialognya, itu juga
bagus. Semua bagus, yang penting menghasilkan tulisan.
3. Membuat paragraf pembuka
Tulisan yang
digores pertama kali adalah paragraf pembuka. Membuat paragraf pembuka juga
tidak perlu rumit-rumit. Namun demikian, yang perlu diperhatikan bahwa bagian
ini adalah bagian yang penting sebagaimana judul cerpen. Ada yang mengibaratkan
bagian ini seperti manekin (patung pajangan) yang dipasang di etalase sebuah
toko. Hal itu berarti harus menarik, agar pembaca terpancing untuk terus
membacanya.
4. Merangkai alur dan plot
Langkah
selanjutnya adalah melanjutkan paragraf pembuka yang sudah ditulis. Merangkai
kejadian demi kejadian. Dialog demi dialog. Narasi demi narasi. Alur dan plot
akan terbentuk dengan sendirinya. Tuliskan saja apa yang ada di kepala dengan
cara Anda sendiri, maka menulis pun menjadi lancar. Jika hanya berupa narasi
dan deskripsi saja, itu bagus. Jika banyak dialognya juga bagus. Semua sah-sah
saja. Jika baru mampu 2000 karakter, itu bagus. Harus dicoba menulis, menulis,
dan menulis lagi. Lambat laun akan bisa mencapai 7000 karakter atau lebih.
5. Membuat paragraf penutup
Paragraf
penutup juga hal yang sangat penting. Bagaimana sebuah cerita menjadi lengkap
dipengaruhi oleh bagian ini. Jika bagian yang disebut ending ini bagus, maka
cerpen pun bisa terdongkrak menjadi cerpen yang bagus. Bagian ini dapat ditulis
dengan ending tertutup, ending terbuka, dan ending mengejutkan.
6. Mengendapkan tulisan
Setelah cerpen
selesai ditulis, dapat diendapkan terlebih dulu. Waktunya bisa singkat, bisa
lama. Tergantung penulisnya. Pengendapan ini bertujuan untuk memberi jeda
sebelum diedit.
7. Mengedit tulisan
Cerpen yang
telah diendapkan kemudian dibaca lagi. Hal itu untuk mengetahui kesalahan tanda
baca, EYD, logika cerita, dan sebagainya. Lakukan pengeditan secukupnya.
Setelah itu berarti tulisan siap disajikan.
8. Menulis lagi, belajar lagi, menulis
lagi, demikian seterusnya
Setelah menulis
satu cerpen, jangan cepat puas. Setelah ada yang menganggap cerpennya bagus,
jangan cepat puas. Setelah cerpennya dimuat di media cetak, jangan cepat puas.
Demikian seterusnya. Menulis lagi, belajar lagi, dan menulis lagi.
Ok, demikian
sedikit tips menulis cerpen semoga bermanfaat. Semangat menulis!
0 komentar:
Posting Komentar